Sabtu, 03 November 2012


Hendra Kecil Jadi Joki Andalan Tomo Speed Shop di Drag Bike
http://www.otomotifnet.com/spaw/uploads/image/Kanal%20MOTOR/Umum/2011/11-November/20111109-drag_1.jpg
Pertimbangkan kemungkinan terburuk  
Tahun ini peserta drag bike bukan cuma diikuti dragbiker yang usianya di atas ABG. Tapi, anak-anak yang di bawah umur 15 tahun pun ikutan turun. Enggak tanggung, bocah belasan tahun ngegas kelas matik FFA. Bahkan, ada yang sekali turun di lima kelas.

Tuh, bukti kalau drag bike mulai disemuti peserta tanpa batas usia. Contohnya seperti Hendra dan Hendri Kecil yang prestasinya bisa dikasih jempol. “Saya pilih Hendra karena bobotnya. Hendra beratnya 27 kg. Kalau ditambah motor paling berat jadi 90 kg,” jelas Utomo, pemilik tim papan atas Tomo Speed Shop.

Tomo, panggilan akrab Utomo, enggak cuma mengandalkan bobot Hendra Kecil yang ringan. Tapi, Hendra punya teknik bagus untuk ngegas Matik FFA. “Enggak asal pilih pembalap anak-anak. Hendra punya dasar balap bagus. Dia sejak kecil latihan motocross,” ujar Tomo.

Meski Hendra sudah terbiasa mengendalikan special engine (SE), tapi Tomo memberikan dasar-dasar ngegas skubek drag. Paling penting start dan mengendalikan motor setelah start. “Pastinya anak-anak jauh lebih enteng. Tapi, ada masalahnya kalau mendadak motor trouble. Bisa enggak dikendalikan. Apalagi, torsi dan kecepatan FFA gede banget,” ujar Benny Rachmawan dari PT Mitra Lestari Motorindo (MLM), Jakarta.

MLM sponsor utama drag bike TDR yang punya beberapa seri semenjak dua tahun ini. Benny memandang banyaknya peserta anak-anak di drag bike sebagai sinyal. Tanda ada yang mesti diatur ulang di drag bike. Ini demi masa depan balapan trek lurus yang semakin diminati.

“Tahun depan drag bike TDR mungkin akan dibikin kelas anak-anak. Maksimal usia dan spesifikasi motor,” urai Benny yang berkantor di Lodan, Jakarta Utara.

Tuh, kelas anak-anak di drag bike. Seperti di road race MP5-MP6 yang ditelurkan untuk MotoPrix. Pesertanya maksimal usia 16 tahun. Spesifikasi tunggangannya sedikit atau minium ubahan.

“Iya. Anak-anak punya batasan fisik. Juga demi faktor keselamatan jauh lebih penting. Bagusnya drag bike jadi punya perjenjangan,” kata Toddy Andries,  pengagas kejurnas drag bike. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar